Translate

Minggu, 22 Maret 2020

Lebih Baik Ditertawakan Karena Belum Menikah, Daripada Tidak Bisa Tertawa Setelah Menikah



Kadang status single itu menjadi sebuah beban oleh sebagian orang, tapi sebagiannya lagi merupakan anugerah waktu untuk tetap memperbaiki diri menjemput jodoh yang benar-benar baik.

Sayangnya, orang-orang yang ada disekitar kita yang menjadi boomerang, kadang kita sudah tenang dan yakin bahwa suatu saat pasti bertemu, sayangnya ocehan dan komentar buruk mereka yang menghantui.

Kadang mereka tertawa dengan status sendiri yang masih kita sandang, dan apakah kamu demikian? bersabar ya, karena lebih baik ditertawakan sebab belum menikah, daripada tidak bisa tertawa setelah menikah.

Menikah Bukan Ajang Perlombaan, Siapa yang Cepat Dia Akan Bahagia

Kamu harus selalu ingat, bahwa menikah itu sungguh bukan ajang perlombaan, bukan pula percobaan, dimana siapa yang cepat dia akan bahagia.

Tidak, menikah itu adalah sebuah ibadah, dimana segala sesuatunya akan kamu pertanggung jawabkan seumur hidup, maka bila memang belum siap jangan dipaksa untuk siap.

Menikah Adalah Ketetapan Waktu, yang Kedatangannya Sudah Allah Atur Dengan Sangat Sempurna

Dan menikah pun adalah ketetapan waktu, yang kedatangannya sudah Allah atur dengan sangat sempurna, yang kedatangannya sudah Allah setting dengan ragam kebaikan sesuai waktu terbaik dari-Nya.

Biarkan Orang Lain Tertawa Karena Kamu Masih Saja Sendiri, Sebab Kalau Memang Bukan Waktunya Mau Apalagi?

Lantas biarkan orang lain tertawa melihatmu karena kamu masih saja sendirian, tidak ada teman hidup, atau karena masih juga diketahui punya hubungan dengan seseorang.

Sebab mau mencari kesana-kesini pun yang namanya jodoh tidak akan bertemu, jika memang belum waktunya.

Tidak Apa-apa Dijadikan Gelak Tawa Karena Masih Single, Asalkan Kamu Tetap Istiqamah Dalam Menjaga Diri

Untuk itu, bersabar saja dengan komentar manusia, bersabar saja dengan ocehan manusia, tidak apa-apa kamu enjadi bahan gelak tawa karena masih berstatus single, asalkan kamu tetap istiqamah dalam menjaga diri.

Lagipula Memilih Pasangan Hidup Itu Harus Serba Hati-hati, Jangan Terburu-Buru, Agar Nanti Tidak Menyesal di Kemudian Hari

Lagipula memilih pasangan hidup itu harus serba hati-hati, kamu harus benar-benar melihat siapa yang kamu butuhkan, jangan terburu-buru, agar nanti pun kamu tidak menyesal di kemudian hari karena salah memilih.


Minggu, 15 Maret 2020

Wahai Istri, Ajaklah Suamimu Berhubungan Seminggu 7 Kali, Jika Ingin Karirnya Sukses dan Bahagia



Sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa berhubungan suami-istri 7 kali seminggu bisa membantu orang mengamankan karir di tempat kerja

Anda tentu terkejut saat membacanya, bukan? Anda pasti sedang bertanya-tanya apa hubungan antara seks dan pekerjaan?

Studi yang dilakukan di Inggris ini menggunakan data dari 7.500 pekerja asal Yunani. Pemimpin studi, Dr Nick Drydakis, mengatakan kepada Metro.co.uk (20/4): Teori Hirarki Kebutuhan Maslow mengklaim bahwa individu yang lebih bahagia dan puas pada hidupnya, menjadi lebih produktif dan sukses dalam pekerjaan, yang diterjemahkan dengan upah yang lebih tinggi."

Studi ini menyimpulkan seseorang perlu untuk dicintai dan mencintai, baik secara seksual atau non-seksual oleh orang lain. Dr Nick menambahkan bahwa bila tidak adanya unsur-unsur itu, seseorang mungkin jadi lebih rentan terhadap kesepian, kecemasan sosial dan depresi - semua faktor yang dapat mempengaruhi karir seseorang.

Semoga bermanfaat, jangan lupa bagikan info ini kepada rekan yang lain ya....


Kamis, 12 Maret 2020

Rumah Tangga Hancur Karena FB dan WA, Pelajaran Bagi yang Sudah Menikah



Awalnya kami cuma saling like status lama kelamaan beralih saling berkirim pesan. Dalam pesan-pesan yang singkat kami pun saling rinci keadaan. Meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak 4 thn, dia tetap manis menanggapinya.


Dari situ, kami teruskan kirim pesan dengan saling berikan Nomor Wa. Kirim foto dan berujung pada janjian adakan pertemuan. aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana.

Dia memang lebih ganteng dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah, seragam olahraga dan tas mahal untuk anakku. Bayangkan untuk membeli barang tersebut dia rela merogoh ATM nya.

Aku begitu terharu. Itulah awal pertemuanku. Hari berikut koment-komentnya mulai sedikit genit dan nakal. Dan anehnya aku makin terhibur dengan inbok-inbok nakalnya. Mulailah setan merayapiku. aku tak segan-segan memberi foto telanjang dada permintaannya. Malam-malam yang ada penuh bunga-bunga bertebaran. Invite WA, FB dan mention twitter begitu berani, vulgar dan menantang birahi.

Aku gak menyangka, meski sudah beranak satu tapi masih ada perjaka yang menyukai. Belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di jogjakarta. Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di kotaku jakarta.


Sebulan dia di jakarta membuat kami sering adakan pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan. 3 bulan berlalu, aku mulai hamil. aku merasa biasa saja. Tapi kedua orang tuaku bingung dan mempermasalahkan. Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai luar jawa. Dan sudah pasti tak pernah menyentuhku setahun ini. aku tetap bilang pada mereka, bahwa ini adalah janin suamiku. Tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong.

Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang. Tanpa basa-basi, suamiku pun cek Wa dan FB ku. aku demikian bingung dan panik. Masih ada pesan-pesan nakal ku di situ. aku menangis sejadi-jadinya.

 Menyembah-nyembaah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku.

“Menantuku, cepat ceraikan dia, biarlah aku kehilangan anak gadis dari pada kehilangan menantu dan cucu sebaik kamu.” kata ibuku “Dan kamu..!” ibu menudingku dengan mata berair. “Pergilah kemana kau mau, sekarang juga. Dan jangan pernah kau tampakkan wajah menjijikkanmu di hadapanku dan keluargaku.” aku keluar rumah dengan tangisan anakku.

 Bahkan untuk memelukpun aku tak diizinkan. Ku coba minta pertanggung jawaban dari lelaki itu, namun WA FB nya sudah tak aktif lagi. Ku beranikan diri datang ke jogja kampus dimana dia kuliah. Di KABAG kemahasiswaan, ternyata tak menemukan nama yang ku maksud.


Aku tunjukkan foto wajahnya, dan ternyata tiada ditemui wajah yang seperti itu. aku menangis sejadi-jadinya. Kandunganku sudah hampir 6 bulan. Uang sangu pun menipis. Tak tahu kemana arah diuntung. Tak tahu Kemana nasib akan menuntun. WA dan FB benar-benar memporak -porandakan rumah tanggaku.

# ibu-ibu, bapak-bapak dan sahabat-sahabat ku yang baik, gunakan Wa FB sesuai kebutuhan dan kemanfaatannya, bila tak ada manfaaatnya jangan malah menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan, maka demi keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, berhati-hatilah main FB, chating dan invite WA.



Selasa, 03 Maret 2020

Jangan Sombong! Belum Tentu yang Kaya Akan Tetap Kaya, dan yang Miskin Akan Tetap Miskin




Seringkali kita bersifat sombong saat Allah berikan apa yang kita inginkan, merasa telah punya segalanya didunia ini, hingga bersifat rendah hatipun walau sekedar ucapan kadang tak lagi mampu.

Buktinya, kadang kita berbicara banyak dihadapan orang lain hanya untuk membanggakan apa yang kita miliki, hanya untuk memperlihatkan bahwa kita telah kaya dan berkecukupan.

Padahal, sekaya dan seberkecukupan apapun kita dalam hidup yang kita miliki harusnya jangan sombong, sebab kemewahan yang kita miliki hanyalah titipan.


Dan igatlah satu hal, bahwa belum tentu yang kaya akan tetap kaya, dan yang miskin akan tetap miskin.

Dunia Ini Berputar, Bisa Jadi Yang Kamu Banggakan Nanti Akan Menjadi Milik Ia Yang Kamu Tertawakan Saat Ini


Karena dunia ini berputar, bisa jadi yang kamu banggakan nanti akan menjadi milik ia yang kamu tertawakan saat ini.


Maka, jagalah sikap seperti apapun keadaan yang kita miliki, mau kaya atau miskin sekalipun tetaplah rendah hati.

Jangan sampai karena telah merasa telah banyak memiliki kekayaan, lantas kita seenaknya pamer dengan bangganya, dan dengan seenaknya mengejek mereka yang lemah dan lebih tidak mampu dari kita.

Tetaplah Rendah Hati, Sebab Yang Kamu Miliki Saat Ini Adalah Amanah Dari-Nya


Tetaplah rendah hati, jangan sombong, jangan membusungkan dada seakan-akan merasa hebat telah memiliki segalanya.

Jangan sampai karena telah merasa beruntung dengan kekayaan yang ada, seenaknya mengejek ia yang masih belum punya apa-apa, sebab yang kamu miliki saat ini amanah dari-Nya.

Jangan Terlalu Bangga Punya Segalanya, Bisa Jadi Yang Kamu Banggakan Nanti Akan Menghinakanmu Dihadapan Allah


Jangan terlalu bangga punya segalanya, bisa jadi yang kamu banggakan saat ini, nanti akan menghinakanmu dihadapan Allah karena tak bisanya dirimu menjaga hati untuk tetap rendah hati dengan syukur.

Sebab, tak jarang kita temui diantara kita yang telah dianugerahi bayak hal dalam hidup ini, kekayaan, harta, jabatan, dan kekuasaan hanya berlaku seadanya, dia sombong dan bahkan tidak tahu caranya berterimakasih kepada sang maha pemberi.

Biarlah Dikata Miskin, Asal Tetap Rendah Hati Dan Selalu Cukup Dengan Penuh Rasa Syukur Dan Sabar


Maka, biarlah dikata miskin, dihinakan karena belum menjadi siapa-siapa, diejek karena lemah tak memiliki apapun yang berharga dalam hidup ini. Asal, bersifat rendah hati tidak pernah dilupakan, dan selalu cukup dengan penuh rasa syukur dan sabar.

Karena orang yang beneran kaya di dunia ini adalah ia yang hatinya selalu kaya dengan syukur, penuh dengan sabar dan ikhlas.

Bukan ia yang petantang petenteng mengabarkan kepada dunia bahwa ia telah punya segalanya, justru yang demikianlah orang miskin yang sebenarnya, sebab ia tak tahu caranya rendah hati.

Tak Ada Yang Tahu Bagaimana Hidup Kita Nanti, Bisa Jadi Yang Kita Anggap Nyaman Dan Aman, Allah Cabut Kenikmatannya


Lagipula untuk apa merasa bangga dengan terus bersifat sombong karena telah memiliki banyak hal dalam hidup ini.


Karena tak ada yang tahu bagaimana hidu kita nanti, bisa jadi yang kita anggap nyaman dan aman, Allah canut kenikmatannya seketika juga.

Seringkali kita bersifat sombong saat Allah berikan apa yang kita inginkan, merasa telah punya segalanya didunia ini, hingga bersifat rendah hatipun walau sekedar ucapan kadang tak lagi mampu.

Buktinya, kadang kita berbicara banyak dihadapan orang lain hanya untuk membanggakan apa yang kita miliki, hanya untuk memperlihatkan bahwa kita telah kaya dan berkecukupan.

Padahal, sekaya dan seberkecukupan apapun kita dalam hidup yang kita miliki harusnya jangan sombong, sebab kemewahan yang kita miliki hanyalah titipan.

Dan igatlah satu hal, bahwa belum tentu yang kaya akan tetap kaya, dan yang miskin akan tetap miskin.

Dunia Ini Berputar, Bisa Jadi Yang Kamu Banggakan Nanti Akan Menjadi Milik Ia Yang Kamu Tertawakan Saat Ini


Karena dunia ini berputar, bisa jadi yang kamu banggakan nanti akan menjadi milik ia yang kamu tertawakan saat ini.

Maka, jagalah sikap seperti apapun keadaan yang kita miliki, mau kaya atau miskin sekalipun tetaplah rendah hati.

Jangan sampai karena telah merasa telah banyak memiliki kekayaan, lantas kita seenaknya pamer dengan bangganya, dan dengan seenaknya mengejek mereka yang lemah dan lebih tidak mampu dari kita.

Tetaplah Rendah Hati, Sebab Yang Kamu Miliki Saat Ini Adalah Amanah Dari-Nya


Tetaplah rendah hati, jangan sombong, jangan membusungkan dada seakan-akan merasa hebat telah memiliki segalanya.

Jangan sampai karena telah merasa beruntung dengan kekayaan yang ada, seenaknya mengejek ia yang masih belum punya apa-apa, sebab yang kamu miliki saat ini amanah dari-Nya.
 
Jangan Terlalu Bangga Punya Segalanya, Bisa Jadi Yang Kamu Banggakan Nanti Akan Menghinakanmu Dihadapan Allah


Jangan terlalu bangga punya segalanya, bisa jadi yang kamu banggakan saat ini, nanti akan menghinakanmu dihadapan Allah karena tak bisanya dirimu menjaga hati untuk tetap rendah hati dengan syukur.

Sebab, tak jarang kita temui diantara kita yang telah dianugerahi bayak hal dalam hidup ini, kekayaan, harta, jabatan, dan kekuasaan hanya berlaku seadanya, dia sombong dan bahkan tidak tahu caranya berterimakasih kepada sang maha pemberi.

Biarlah Dikata Miskin, Asal Tetap Rendah Hati Dan Selalu Cukup Dengan Penuh Rasa Syukur Dan Sabar


Maka, biarlah dikata miskin, dihinakan karena belum menjadi siapa-siapa, diejek karena lemah tak memiliki apapun yang berharga dalam hidup ini. Asal, bersifat rendah hati tidak pernah dilupakan, dan selalu cukup dengan penuh rasa syukur dan sabar.

Karena orang yang beneran kaya di dunia ini adalah ia yang hatinya selalu kaya dengan syukur, penuh dengan sabar dan ikhlas.

Bukan ia yang petantang petenteng mengabarkan kepada dunia bahwa ia telah punya segalanya, justru yang demikianlah orang miskin yang sebenarnya, sebab ia tak tahu caranya rendah hati.

Tak Ada Yang Tahu Bagaimana Hidup Kita Nanti, Bisa Jadi Yang Kita Anggap Nyaman Dan Aman, Allah Cabut Kenikmatannya


Lagipula untuk apa merasa bangga dengan terus bersifat sombong karena telah memiliki banyak hal dalam hidup ini.

Karena tak ada yang tahu bagaimana hidu kita nanti, bisa jadi yang kita anggap nyaman dan aman, Allah canut kenikmatannya seketika juga.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]

Jangan lupa like, share dan amalkan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua  



Senin, 02 Maret 2020

Apapun Masa Lalu Kita, Semoga Masa Depan Kita Adalah Surga




Tidak ada satu pun manusia yang akan luput dari kesalahan dan dosa, maka untuk masa lalu buruk yang pernah kita lakukan, semoga Allah mengampuninya.

Semoga Masa depan kita nanti adalah surga, semoga Allah selalu memberi kita jalan untuk terus mau berbenah dan bertaubat kepada-Nya, sehingga dalam perjalanan terjal menuju masa depan kita dapat selalu dekat dengan-Nya.

Semoga Allah Selalu Memberi Kita Keasadaran Untuk Selalu Memperbaiki Diri

Semoga Allah selalu memberi kita kesadaran untuk senantiasa memperbaiki diri, sehingga ampunannya selalu Allah haturkan kepada kita.

Karena Allah akan mengubah keadaan kita tatkala kita sendiri memang telah berusaha untuk berubah, maka semoga Allah selalu memberi kita jalan untuk selalu bisa memperbaiki diri menjadi seseorang yang pantas di sisi-Nya kelak.

Semoga Allah Selalu Memberi Kita Hidayah Untuk Terus Menyenangi Kebaikan

Semoga kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu mendapat pengampunan terbaik dari-Nya, agar menuju masa depan yang lebih baik kita selalu mudah.


Selain itu, semoga Allah selalu memberi kita hidayah, untuk terus menyenangi kebaikan, sehingga setiap kita melakukan satu kebaikan maka kita pun akan selalu ingin melakukannya lagi.

Semoga Allah Selalu Memberi Kita Jalan Agar Lebih Mendekat Kepada-Nya

Semoga Allah menedekap kita dengan kasih sayang-Nya, dan memberi kita jalan terbaik agar lebih mendekat kepada-Nya tiada henti.

Semoga Allah selalu memeberi kita kemudahan untuk bisa introspeksi diri, sehingga setiap kekurangan yang ada dalam diri dapat dengan mudahnya kita perbaiki.

Semoga Allah Selalu Memberi Kita Kekuatan Untuk Tidak Menyenangi Kemaksiatan

Semoga Allah selalu memberi kita kekuatan untuk tidak menyenangis kemaksiatan, tidak menyenangi keburukan, dan tidak melanggar segal hal yang telah Allah larang, sehingga hidup yang kita jalani menuju masa depan benar-benar bermakna indah dengan kebaikan.

Semoga Allah Selalu Mengarahkan Kita Ke Jalan Surga-Nya, Sehingga Nanti Kita Bisa Menjadi Penghuni di Dalamnya

Semoga Allah selalu mengarahkan kita ke jalan surga-Nya, ke jalan yang nantinya akan membuat kita selamat dari siksaan api neraka bila telah sampai di akhirta-Nya.

Semoga Allah selain memberi kita jalan menuju surga-Nya, Allah pula menghidupkan kita dengan hidayah dan ridho-Nya tiada henti, sehingga nanti kita bisa menajdi penghuni paling bahagia di dalamnya. Amin

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]

Jangan lupa like, share dan amalkan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua.



Minggu, 01 Maret 2020

Suamiku Jaga Lisanmu, Jangan Tertawakan Istrimu Bila Semakin Gemuk




Buat para suami baca ini agar tidak seenaknya menertawakan istrimu jika berat badan semakin naik.
Suamiku, akhir-akhir ini kau sering menertawakanku gendut, tidak langsing seperti dulu. Kalau foto, isinya pipi semua. Bulat seperti kue apem. Tahukah kau bahwa hal itu telah cukup menjadikanku galau?
Bagi seorang istri yang telah pernah melahirkan anak, badan melar memang agak sulit dihindari. Apalagi yang melahirkannya berkali-kali. Volume perut pun membesar. Lemak menempati banyak ruang. Penampilan telah tak menarik. Kalau lari sebentar saja telah ngos-ngosan.
Bagaimana mau langsing lagi kalau makan tak ada batasan. Belum lama makan telah lapar lagi, terkhusus bagi ibu menyusui. Semua nutrisi langsung diserap bayi. Suami pun mulai mengata-ngatai. "Umi sekarang gendut ya?" Kata suami seraya tertawa padahal dia lupa bahwa perutnya sendiri telah maju sekian centi.
Wahai para suami, tolong pahamilah istrimu. Ia yang tak selangsing dulu. Lantaran ia telah rela hamil 9 bulan bagaimana perut tidak meregang? Lalu ketika menyusui bayi ia singkirkan keinginannya untuk diet agar kebutuhan anakmu terpenuhi. Walaupun dia harus makan lagi dan makan terus sebab apa yang dia makan, dimakan pula oleh bayi.
Ia ingin langsing, tapi anak-anakmu kadang tak menghabiskan makanannya sehingga istrimu menghabiskannya agar tak terbuang.
Ia ingin langsing, tapi untuk meluangkan waktu sebentar saja untuk olahraga tak sempat. "Makanya pakai stagen" padahal stagen panjangnya 10 meter melilitkannya di perut cukup memakan waktu.
Ya, istri memang punya banyak alasan untuk tidak langsing. Demi menutupi kemalasannya. Termasuk juga alasan karena memakai KB yang berpengaruh secara hormonal, menjadikan ukuran tubuh melebihi normal. Itu dilakukannya untuk para suami...
Tolong ya para suami jangan tertawakan istrimu. Bantu ia untuk langsing. Ikutkan ke program senam tapi kau yang menjaga bayinya. Jangan biarkan dia menyusui kalau ingin dia diet. Bahkan jangan bermimpi punya anak kalau tak siap dengan perubahan bentuk badan istrimu.
Bantu dia dengan motivasi bahwa bagaimanapun bentuk badannya kini tak akan mengubah cintamu padanya. Namun semangati pula dia bahwa perut yang buncit bisa menjadi awal mula datangnya penyakit. Lakukan olahraga bersama-sama agar bisa sehat dan langsing bersama.


Ya Allah, Berikan Surga-Mu Untuk Ibuku, Karena Ibu Adalah Surga Dalam Hidupku





Ada pepatah mengatakan, Surga itu ada di telapak kaki Ibu. Tapi kenapa di telapak kaki? Padahal ada bagian tubuh lain yang lebih mulia. Misal tangan, wajah, bahunya dan lain-lain.

Terlalu sibuk mempertanyakan itu aku sampai lupa kalau dulu waktu kecil Ibu sangat kerepotan mengurusku. Tapi lebih repot lagi saat melahirkanku. Sayangnya saat ini aku belum bisa merasakan bagaimana rasanya hamil dan melahirkan. Tapi katanya itu sangat sakit.

Aku percaya itu sangat sakit. Ketika hamil, kita akan berbagi sari-sari makanan dengan janin yang kita kandung, pernapasan menjadi sesak, dan berbagai gejolak yang membuat kita merasa tidak nyaman.

Tapi banyak Ibu yang mengatakan kalau kondisi seperti itu sama sekali tak memberatkan mereka. Mereka malah merasa sangat bahagia, dan tak tahu kenapa tiba-tiba mereka menemukan cinta baru yang tak bersyarat.

Cinta abadi mereka pada janin yang belum sekalipun mereka lihat. Mereka mencintai sosok yang belum terlahir ke bumi. Cintanya begitu besar, sampai saat bayi mereka lahir, rasa sakit akibat bagian miliknya terkoyak pun tak mereka rasakan lagi.

Bayi itu membuat para ibu tak takut mati. Apapun yang terjadi dengan dirinya, yang penting adalah bayi itu lahir dengan selamat dan dalam keadaan lengkap.

Aku jadi bingung kenapa kehadiran bayi sangat begitu dicintai mereka sampai seperti itu. Bahkan sampai mengubah poros hidup Ibu yang semuanya dipertaruhkan untuk anaknya sendiri. Seolah kehidupan lainnya tak ia pedulikan lagi. Rasa cintanya juga lebih besar melebihi kepada suaminya sendiri.

Semuanya diberikan kepada anak, anak dan anak. Dan sebagai seorang ‘anak’ dari Ibuku, aku menjadi mengingat berbagai perjuangan Ibuku yang bila kutuliskan semua dengan tinta yang jumlahnya sebanyak air di lautanpun tak akan cukup.

Dan Aku bingung harus memulainya darimana

Dulu saat masih kecil, setiap ditanya ingin apa? Aku selalu menjawab, “Aku mau masuk surga!”

Jawabannya itu terus. Karena memang itulah keinginan semua orang.

Tapi beranjak dewasa, aku mulai tidak optimis dengan hal tersebut. Aku pikir, bahwa kemauanku itu terlalu memalukan. Aku tak pantas masuk surga. Ibadah saja jarang, Sholat belum lengkap, bermaksiat dan dosa-dosa lain yang kurahasiakan.

Aku tak begitu berharap bisa masuk ke dalam Surga-Nya kelak. Tapi kalau ditanya ingin masuk Surga atau tidak jawabannya tentu Aku mau. Tapi tak begitu berharap … tapi mau … tapi tak begitu berharap … tapi mau.

Aku sangat berharap kalau saat meninggal kelak, aku terbaring dalam keadaan beriman. Itu saja.

Masuk Surga Alhamdulillah, masuk Neraka pun aku memang pantas di dalamnya.

Entah kenapa ketika dewasa aku tak begitu mengharapkan Surga-Mu ya Allah. Aku sudah cukup nikmat dengan dunia-Mu ini. Aku telah menemukan Surgaku sendiri di dunia.

Surga itu ada di Ibuku sendiri.

Bersama Ibu aku terhubung dengan Engkau. Bersama Ibu aku merasakan perlindunganmu yang engkau perantarakan terhadap Ibuku.

Ibuku seperti perantara Surga yang Engkau kirimkan untuk anak tidak tahu diri sepertiku. Terimakasih ya Allah. Jikapun kelak aku tidak masuk ke dalam Surga-Mu, setidaknya engkau telah memberikanku sedikit Surga dunia yang Engkau kirimkan dalam bentuk Malaikat pelindung seperti Ibuku.

Bersama Ibu, aku merasakan sederhananya Surga yang ada di akhirat sana.

Surga itu melindungiku dari aku masih berbentuk segumpal darah. Surga yang menyambutku dengan senyum bercampur tangis saat aku pertama kali menghirup udara dunia.

Surga dalam bentuk Ibu ini merawatku dengan sangat baik. Saat kecil dulu aku digendong, dihangatkan, diberi makan sampai aku bisa merasakan sangat kenyang. Waktu kecil dulu aku gemuk, Ibuku merawatku dengan sangat baik.

Aku juga jadi teringat dulu saat Ibu menggendongku lalu Ibu terpeleset dan aku jatuh di atasnya. Ya Allah, kepingan surga yang kau pisahkan dari Surga yang ada di akhirat sana benar-benar melindungiku dengan baik. Saat jatuh itu aku sama sekali tidak merasakan sakit, karena aku jatuh di atas Ibuku sendiri. Tapi kasihan Ibuku, aku saat itu sudah besar dan aku berat, terus minta digendong hehe.

Tapi kadang Ibu nakal kepadaku. Ibu pernah memarahiku sambil membawa gagang sapu saat aku tak mau Sholat. Saat itu aku lari sambil tertawa seperti mengejek karena tidak terkena pukulan Ibu.

Kadang Ibu memang galak. Tapi aku tidak penah merasakan sakit dari galaknya beliau. Ibu dulu juga suka mengancam akan memukulku kalu tidak Sholat, tapi entah kenapa sampai sekarang aku tidak pernah dipukul beliau. Padahal Sholatku banyak yang bolong.

Surga yang Engkau turunkan padaku terlalu memanjakanku. Dia sama sekali tak berani berbuat kasar atau menyakitiku.

Ibuku tak pernah membuatku kelaparan. Dia bahkan berbohong saat aku tanya sudah makan atau belum ketika nasi dan lauk yang ada hanya tersisa untuk satu porsi saja.

Aku tahu kalau dia berbohong karena aku pernah menjebak beliau. Aku pernah makan sesuatu, dan aku berakting sudah kenyang. Sisanya masih banyak, dan kuberikan pada Ibu. Lalu kutinggal beliau, dan sedikit kuintip dari balik gorden, dia makan makanan sisaku itu dengan sangat lahap. Dan berani-beraninya dia bohong kalau sudah kenyang?

Dari kecil sampai lulus SMA, Aku selalu tidur di dekat Surgaku. Suatu hari aku ingin tidur sendiri, dan sekarang keinginan itu telah terwujud. Aku sekarang sudah tidak tidur dengan Ibu, dan aku merindukannya. Aku takut tidur sendiri, tiap kali tidur kubiarkan lampu menyala. Namun setiap pagi hari tiba, lampu kamarku sudah mati.

Pernah aku sengaja tidak tidur sampai pagi, lalu diam-diam ada suara tapak kaki melangkah ke kamarku. Saat itu aku pura-pura tidur, dan tepat saat itu ada sosok yang masuk ke kamarku dan mematikan lampunya.

Setelah sosok itu hilang, aku membuka mata lagi. Dan … yaaa, Ibu lagi Ibu lagi.

Beliau sering mengingatkanku, untuk mematikan lampu setiap mau tidur. Gak baik untuk kesehatan katanya.

Selain perhatian seperti itu, Ibu juga akan sigap mematikan televisi saat aku tidur terlelap dalam kondisi televisi yang menyala. Atau membuatku tetap hangat dengan membenarkan selimutku tiap malam.

Sebenarnya Ibuku tidak selembut itu. Dia sering marah-marah, ngomel-ngomel, cerewet, dan aku paling tidak suka kalau saat dia marah-marah aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri dan balik memarahi Ibu.

Aku pernah sampai keluar dari pekerjaanku karena tekanan di sana membuatku sangat emosian di rumah. Lalu mulai mencari kerja yang membuatku lebih santai. Aku berusaha menahan emosiku kepada Ibu, tapi sayangnya tidak bisa kepada Bapak, hehe. Bapak sering terkena amukanku yang hilang kendali, maaf ya Bapakku.

Meksipun Ibuku cerewet, suka ngomel-ngomel, tapi sewaktu aku terkena amukan dari Bapak, berani-beraninya Ibuku berbicara, “Bukan gitu cara didik anak. Kamu terlalu kasar sama anakmu sendiri!”

Berani-beraninya dia mengatakan itu pada Bapak yang sedang memarahiku habis-habisan. Kalimatnya itu membuat pertahananku lemah! Beliau membuatku menangis semalaman di kamar. Bukan karena betapa kasarnya Bapak memarahiku. Tapi karena Surgaku itu.

Padahal Ibu sering memarahiku, tapi kenapa saat aku dimarahi Bapak, dia malah berkata demikian? Kenapa tidak ikut memarahiku. Malah membela.

Aku bingung menjelaskan bagaimana rasa sayang Ibu kepadaku. Rumit dijelaskan mengenai besarnya itu seperti apa. Mungkin lebih dari semesta ini.

Surga yang Engkau turunkan padaku ini sangat luar biasa Ya Allah. Aku tahu ini hanyalah kepingan kecil Surga-Mu yang ada di akhirat sana. Terimakasih sudah menurunkan kepada Hamba, dan mempertahankannya di sisi Hamba sampai Hamba sebesar ini.

Surgaku sekarang semakin menua. Wajahnya ditumbuhi banyak keriput. Suatu saat Engkau pasti akan mengambilnya dariku, dan Hamba sangat memohon, jika Engkau benar-benar mengambilnya dari Hamba, tolong kembalikan Surgaku di tempat asalnya.

Kembalikan kepingan Surga yang Engkau kirimkan kepada Hamba ke Surga-Mu yang sebenarnya. Ibuku harus kembali ke tempat seharusnya ia harus kembali.

Surgaku harus kembali ke Surga.